Lagi-lagi dicurangi..
Rasanya nyesak banget, ketika point tiga yang sudah ada di depan mata ternyata tidak juga bisa terjangkau. Saya sudah gelisah mondar- mandir di lobby hotel, dilihatin orang-orang karena sekali-kali berteriak kayak orang meracau. Jam sudah menunjukkan menit 89 ketika coach STY mengganti Struick dengan Witan yang sayangnya dia kemudian sedikit mengacau. Detik demi detik berlalu dan kesalahan-kesalahan kecil kembali terjadi yang membuat saya semakin galau.
Tambahan waktu injury time sebanyak 6 menit, dengan kemenangan sementara 2-1, tidak juga bisa membuat saya duduk dengan tenang. Sambil terus berdoa berulang-ulang, semoga saja pertandingan kali ini kita bisa menjadi pemenang. Membayangkan mendapat point tiga berarti kita akan berada pada peringkat kedua dengan angka 5 di bawah Jepang. Sang wasit peak, dari Oman tampak berkali-kali melihat jam tangannya tetapi suara tiupan peluit belum juga terdengar dengan lantang.
Dan ketika tuan rumah Bahrain mendapatkan kesempatan tendangan pojok, menit sudah menunjukkan di angka 98. Pemandu acara yang berbahasa Inggris juga sudah berkali-kali bertanya kenapa peluit belum juga dibunyikan. Dan itulah yang membuat kemarahan semakin meluap, terjadi gol bagi tim lawan yang serta merta disahkan tanpa mengkonfirmasi dengan alat bantu seperti saat golnya Wak Haji Ragnar yang diragukan. Apalagi bang Paesal sudah mengangkat tangan tanda kemungkinan ada kesalahan off side, karena ada pemain yang telah bergerak dahuluan.
Dan wasit gundul-gundul pacul pun serta merta mengesahkan gol dari Bahrain tanpa perlu mengecek segala macam dengan alat tetek bengek. Seluruh pemain dan offisial melontarkan protes, tetapi salah seorang manager malah diberi kartu merah oleh si orang brengsek. Berulang kali sudah kita menyaksikan bagaimana sayap-sayap Garuda Muda yang berusaha untuk terbang tinggi, dengan segala macam kecurangan dicoba untuk dipatahkan dan dibuat menjadi ringsek. Duhai para ksatria Garuda Muda, kami percaya kalian akan bisa terbang tinggi, teriring dengan segala doa-doa, harapan dan respect.
Dan seperti biasa, para netizen +62 langsung menyerang semua akun-akun sosial media dari pihak-pihak yang berseberangan. Akun sang wasit langsung tutup buku dan padam, dan sepertinya dia sengaja berpihak karena ketua AFC yang menunjuknya adalah orang kelahiran Bahrain, yah.. akhirnya semua menjadi paham. Saya menyantroni akun Bahrain football association di Instagram dan kemudian membuat sebuah laporan. Postingan video mereka tentang gol yang kedua, saya laporkan sebagai postingan berkategori fraud dan scam.
Tabik.
B. Uster Kadrisson
0 comments:
Post a Comment